MEDIALOKAL.CO - Pernahkah Anda menonton serial TV Grey’s Anatomy? Serial tersebut mengisahkan kehidupan sekelompok dokter yang sangat sibuk dan sering menjumpai ketegangan dalam pekerjaannya di rumah sakit.

Tak jarang, di beberapa episodenya diceritakan bahwa saat tokohnya mengalami stres dalam pekerjaan, mereka secara spontan melakukan hubungan seks dengan pasangannya saat jam istirahat. Kenyataannya, hal seperti itu juga sering dijumpai  dalam kehidupan sehari-hari.

Kesibukan dalam bekerja memang dapat menjadi ‘pembunuh’ gairah seksual. Sebuah survei menemukan bahwa kebanyakan orang yang bekerja di kantor lebih dari 48 jam dalam seminggu hanya berhubungan seks satu kali sebulan dengan pasangannya.

Secara ilmiah, stres yang terjadi dalam pekerjaan akan menurunkan hormon testosteron dan hormon estrogen. Keduanya merupakan hormon pembangkit libido pada pria dan wanita.

Lantas, kapan waktu terbaik untuk berhubungan seks bagi pasangan yang sibuk bekerja? Anggapan bahwa waktu sebelum tidur merupakan saat yang paling tepat untuk berhubungan seks dengan pasangan, tidak selalu tepat pada pasangan yang sibuk.

Pasalnya, setelah seharian sibuk bekerja, tubuh mengisyaratkan untuk beristirahat dan hormon pembangkit libido berada dalam kadar yang rendah. Hal ini menyebabkan tidak adanya keinginan yang cukup kuat untuk berhubungan seks.

Pagi hari (tepatnya sekitar pukul 3-5 pagi) umumnya merupakan waktu yang tepat untuk berhubungan seks bagi pasangan yang sibuk. Ada penjelasan ilmiah atas hal ini.

Selain karena tubuh telah beristirahat, pukul 3-5 pagi merupakan waktu hormon testosteron dan estrogen berada dalam kadar paling tinggi. Ini membuat libido lebih mudah bangkit.

Namun demikian, waktu yang tepat bagi tiap individu bisa bervariasi. Sekalipun bekerja berjam-jam di kantor, ada pasangan yang tetap senang melakukannya di malam hari sebelum tidur.

Diskusikan keinginan dan perasaan Anda pada pasangan. Buatlah kesepakatan dengan agar kehidupan seksual tetap terjaga baik, sekalipun Anda menghabiskan banyak waktu di tempat kerja.(*)

 

 

Sumber : Klikdokter.com